MAKALAH ALGORITMA KRIPTOGRAFI KLASIK
MAKALAH
ALGORITMA KRIPTOGRAFI KLASIK
Disusum Oleh :
17190353 – Reza
Pratama Sartuadi
Program Studi Teknologi Informasi
Universitas Bina Sarana Informatika
2022
BAB 1
LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang
Kriptografi
berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua suku kata yaitu kripto dan
graphia. Kripto artinya menyembunyikan, sedangkan graphia artinya tulisan.
Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang
berhubungan dengan aspek keamanan informasi, seperti kerahasiaan data, keabsahan
data, integritas data, serta autentikasi data. Tetapi tidak semua aspek
keamanan informasi dapat diselesaikan dengan kriptografi. Kriptografi dapat
pula diartikan sebagai ilmu atau seni untuk menjaga keamanan pesan. Ketika
suatu pesan dikirim dari suatu tempat ke tempat lain, isi pesan tersebut
mungkin dapat disadap oleh pihak lain yang tidak berhak untuk mengetahui isi
pesan tersebut. Untuk menjaga pesan, maka pesan tersebut dapat diubah menjadi
suatu kode yang tidak dapat dimengerti oleh pihak lain. Enkripsi adalah sebuah
proses penyandian yang melakukan perubahan sebuah kode atau pesan dari yang
bisa dimengerti, disebut plainteks, menjadi sebuah kode yang tidak bisa
dimengerti, disebut dengan cipherteks. Sedangkan proses kebalikannya untuk
mengubah cipherteks menjadi plainteks disebut dekripsi. Proses enkripsi dan
dekripsi memerlukan suatu mekanisme dan kunci tertentu, dan kesatuan sistem ini
sering disebut dengan cipher. Dalam ilmu Kriptografi, terdapat banyak cara atau
algoritma yang dapat digunakan untuk proses enkripsi dan deskripsi suatu pesan.
Menurut waktu kemunculannya, Kriptografi dibedakan menjadi dua yaitu
Kriptografi Klasik dan Kriptografi Modern.
1.2 Tujuan Penulisan
Di
makalah ini penulis akan menjelaskan secara menyeluruh apa yang dimaksud dengan
Kriptografi Klasik dengan macam – macam algoritma beserta contohnya dan
perbedaan dengan Kriptografi Modern
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kriptografi Klasik
Berdasarkan
waktu kemunculannya, Kriptografi dibedakan menjadi dua, yakni Kriptografi Klasik
dan Kriptografi Modern. Perbedaanya adalah apabila pada Kriptografi Klasik
proses enkripsi menggunakan perhitungan yang sangat sederhana dan dapat
dilakukan dengan cara manual. Tetapi, apabila pada Kriptografi Modern proses
enkripsi menggunakan perhitungan yang rumit dan melibatkan bilangan besar dan
membutuhkan bantuan komputer. Adapun perbedaan lain yaitu apabila pada
Kriptografi Klasik algoritma operasinya menggunakan mode karakter sedangkan
Kriptografi Modern algoritma operasinya menggunakan mode bit.
2.2 Jenis Algoritma Kriptografi Klasik
Algoritma
kriptografi klasik ada dua, yaitu :
1. Chiper
Substitusi ( Substitution Chipers )
2. Chiper
Transposisi ( Transposition Chipers )
2.2.1.
Chiper
Substitusi ( Substitution Chipers )
Ø Algoritma
ini mula – mula digunakan oleh Kaisar Romawi bernama Julius Caesar untuk
menyandikan pesan yang dikirimkan untuk para gubernurnya.
Ø Caranya
adalah dengan mengganti (menyulih atau mensubstitusi) setiap karakter dengan
karakter lain dalam susunan abjad (alfabet).
Ø Misalnya,
tiap huruf disubstitusi dengan huruf ketiga berikutnya dari susunan abjad.
Dalam hal ini kuncinya adalah jumlah pergeseran huruf (yaitu k = 3).
Ø Monoalfabet
: setiap karakter chipertext menggantikan satu macam karakter plaintext.
Ø Chiper
Substitusi disebut juga Caesar Chiper
Ø Polyalfabet
: setiap karakter chipertext menggantikan lebih dari satu macam karakter
plaintext
Ø Monograf
/unilateral: satu enkripsi dilakukan terhadap satu karakter plaintext
Ø Polygraf
/multilateral: satu enkripsi dilakukan terhadap lebih dari satu karakter
plaintext
Contoh
:
·
Tiap huruf disubstitusi dengan huruf
ketiga berikutnya dari susunan abjad. Dalam hal ini kuncinya adalah jumlah
pergeseran huruf (yaitu k = 3).
Tabel
substitusi:
pi
: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
ci
: D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C
Contoh
1. Plaintext :
REZA
CAKEP SEKALI
Lalu
dienkripsi menjadi :
UHCD FDNHS VHNDOL
Atau
dapat juga dengan mengelompokkan chiperteks ke dalam n-huruf. Misal 4 huruf,
maka hasil enkripsinya :
UHCD FDNH SVHN DOL
Atau dapat juga dengan menghilangkan seluruh spasi,
dengan tujuan agar kriptanalasis susah untuk memcahkannya :
UHCDFDNHSVHNDOL
·
Aturan
:
- Dengan mengkodekan
setiap huruf abjad dengan integer sebagai berikut: A = 0, B = 1, …, Z = 25,
maka secara matematis caesar chiper menyandikan plainteks pi menjadi ci dengan
aturan:
ci
= E(pi) = (pi + 3) mod 26
(1)
dan dekripsi chiperteks
ci menjadi pi dengan aturan:
pi
= D(ci) = (ci – 3) mod 26 (2)
- Karena hanya ada 26
huruf abjad, maka pergeseran huruf yang mungkin dilakukan adalah dari 0 sampai
25. Secara umum, untuk pergeseran huruf sejauh k (dalam hal ini k adalah kunci
enkripsi dan deksripsi), fungsi enkripsi adalah
ci
= E(pi) = (pi + k) mod 26 (3)
dan fungsi dekripsi
adalah
pi
= D(ci) = (ci – k) mod 26 (4)
Catatan:
1. Pergeseran 0 sama
dengan pergeseran 26 (susunan huruf tidak berubah) 2. Pergeseran lain untuk k
> 25 dapat juga dilakukan namun hasilnya akan kongruen dengan bilangan bulat
dalam modulo 26. Misalnya k = 37 kongruen dengan 11 dalam modulo 26, atau 37 º
11 (mod 26).
3. Karena ada operasi
penjumlahan dalam persamaan (3) dan (4), maka caesar chiper kadang-kadang
dinamakan juga additive chiper.
·
Jenis
– jenis Chiper Substitusi
a.
Chiper abjad-tunggal (monoalphabetic
chiper atau chiper substitusi sederhana - simple substitution chiper). Satu
karakter di plainteks diganti dengan satu karakter yang bersesuaian. Jadi,
fungsi chipering-nya adalah fungsi satu-ke-satu.
Jika
plainteks terdiri dari huruf-huruf abjad, maka jumlah kemungkinan susunan
huruf-huruf chiperteks yang dapat dibuat adalah sebanyak
26!
= 403.291.461.126.605.635.584.000.000
Caesar
chiper adalah kasus khusus dari chiper abjad tunggal di mana susunan huruf
chiperteks diperoleh dengan menggeser huruf-huruf alfabet sejauh 3 karakter.
ROT13
adalah program enkripsi sederhana yang ditemukan pada sistem UNIX. ROT13
menggunakan chiper abjad-tunggal dengan pergeseran k = 13 (jadi, huruf A
diganti dengan N, B diganti dengan O, dan seterusnya). Enkripsi arsip dua kali
dengan ROT13 menghasilkan arsip semula: P = ROT13(ROT13(P))
b. Cipher substitusi homofonik
(Homophonic substitution cipher)
Setiap karakter
plainteks dipetakan ke dalam salah satu karakter cipherteks yang mungkin.
Fungsi ciphering
memetakan satu-ke-banyak (one-to-many). Misalnya huruf A dapat berkoresponden
dengan 7, 9, atau 16, huruf B dapat berkoresponden dengan 5, 10, atau 23 dan
seterusnya.
c. Chiper abjad-majemuk
(Polyalpabetic substitution chiper )
Merupakan chiper
substitusi-ganda (multiple-substitution chiper) yang melibatkan penggunaan
kunci berbeda.
Chiper abjad-majemuk
dibuat dari sejumlah chiper abjad-tunggal, masingmasing dengan kunci yang
berbeda.
Kebanyakan chiper
abjad-majemuk adalah chiper substitusi periodik yang didasarkan pada periode m.
Misalkan plainteks P
adalah
P
= p1p2 … pmpm+1 … p2m …
maka chiperteks hasil enkripsi adalah
Ek(P) = f1(p1) f2(p2) …
fm(pm) fm+1(pm+1) … f2m(p2m) …
yang
dalam hal ini pi adalah huruf-huruf di dalam plainteks.
Untuk m = 1,
chiper-nya ekivalen dengan chiper abjad-tunggal.
Contoh
chiper substitusi periodik adalah chiper Vigenere yang ditemukan oleh
kriptologi Perancis, Blaise de Vigenere pada abad 16. Misalkan K adalah deretan
kunci
K = k1 k2 … km
yang
dalam hal ini ki untuk 1 £ i £ m menyatakan
jumlah pergeseran pada huruf ke-i. Maka, karakter chiperteks yi(p) adalah
yi(p) = (p + ki) mod n (5)
Misalkan
periode m = 20, maka 20 karakter pertama dienkripsi dengan persamaan (5),
dimana setiap karakter ke-i menggunakan kunci ki. Untuk 20 karakter berikutnya,
kembali menggunakan pola enkripsi yang sama.
Chiper
abjad-majemuk ditemukan pertama kali oleh Leon Battista pada tahun 1568. Metode
ini digunakan oleh tentara AS selama Perang Sipil Amerika.
Meskipun
chiper abjad-majemuk dapat dipecahkan dengan mudah (dengan bantuan komputer),
namun anehnya banyak program keamanan komputer (computer security) yang
menggunakan chiper jenis ini.
d. Chiper substitusi poligram
(Polygram substitution chiper )
Blok karakter
disubstitusi dengan blok chiperteks. Misalnya ABA diganti dengan RTQ, ABB
diganti dengan SLL, dan lain-lain.
Playfair chiper, ditemukan pada
tahun 1854, termasuk ke dalam chiper substitusi poligram dan digunakan oleh
negara Inggris selama Perang Dunia I.
2.2.2
Chiper Transposisi ( Transposition Chipers )
Pada chiper transposisi, plainteks tetap
sama, tetapi urutannya yang diubah. Dengan kata lain, algoritma ini melakukan
transpose terhadap rangkaian karakter di dalam teks. Nama lain untuk metode ini
adalah Permutasi, karena htranspose setiap karakter di dalam teks sama dengan
mempermutasikan karakter – karakter tersebut.
Contoh 1 :
Plainteks : PROGRAM STUDI SISTEM
INFORMASI UNEJ 2011 Untuk mengenkripsi pesan, plainteks ditulis secara
horizontal dengan lebar kolom tetap, misal selebar 5 karakter ( kunci k = 5 ) :
PROGR
AMSTU
DISIS
TEMIN
FORMA
SIUNE
J2011
Maka
chiperteksnya dibaca secara vertical :
PADTFSJRMIEOI2OSSMRU0GTIIMN1RUSNAE1
Setelah
itu, kita menulis chiperteks dalam baris-baris selebar kunci , yaitu 5 karakter
menjadi :
PADTF
SJRMI
EOI2O
SSMRU
0GTII
MN1RU
SNAE1
Dengan
membaca setiap kolom maka kita memperoleh pesan awal : PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNEJ 2011
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Kriptografi Klasik adalah
sebuah teori kriptografi paling awal dan telah ada sejak zaman Kerajaan Romawi.
Dalam Kriptografi Klasik terdapat dua algoritma klasik yaitu Chiper Substitusi
dan Chiper Transposisi. Kedua algoritma ini memiliki beberapa jenis algoritma
lagi dengan teori dan perhitungan yang berbeda – beda. Kriptografi Klasik
sendiri dinilai oleh banyak kalangan sebagai teori kriptografi yang mudah
digunakan juga mudah dipecahkan. Pesan yang dienkripsi menggunakan Chiper
Substitusi dan Chiper Transposisi sangat mudah dipecahkan oleh kriptanalis. Hal
ini disebabkan karena algoritma klasik beroperasi dalam mode karakter bukan
dalam metode bit seperti pada Kriptografi Modern. Dalam Kriptografi Klasik,
proses pengenkripsian plainteks menjadi chiperteks tetap menggunakan karakter,
hanya saja terjadi perubahan komposisi karakter atau huruf yang diubah – ubah
sesuai aturan tiap algoritma dan juga kunci atau key. Tetapi apabila
menggunakan Kriptografi Modern proses pengenkripsian pesan menggunakan satuan
bit, plainteks dikonversi kedalam bit lalu dienkripsi, dan chiperteksnya pun
menggunakan format bit. Dengan demikian kriptanalis akan lebih mudah untuk memecahkan
kode enkripsi yang menggunakan algoritma Kriptografi Klasik.
3.2 Saran
Di
akhir makalah ini, penulis memberikan saran kepada pembaca agar pada saat
penulisan makalah yang selanjutnya agar dikembangkan untuk hal perbandingan
atau komparasi dalam hal efisiensi dan akurasi antara teknik enkripsi
menggunakan Kriptografi Klasik dengan Kriptografi Modern yang pada makalah ini
penulis tidak membahasnya.
Komentar
Posting Komentar